Barangkali ini sebuah kreativitas sesederhana mungkin yang tercipta di benak kami. Dalam kegundahan yang terus mengeja supaya tidak terbata kepada hasrat yang tertuang kepada rasa lembaran-lembaran tulisan ini. Sungguh hanya coretan kesalahan yang terus mencoba untuk benar dan itu sangat sulit. Kami masih meraba, masih takut akan hal yang terus terlihat, di ujung sana mau pun sini sebuah kesinisan selalu berbayang di tempat kami. Adakah makna dari kami mengeja lalu membaca dan membuat kata?Tidak ada waktu yang menghentikan kami, bagi kami ini adalah mulainya riwayat seonggok kisah yang tidak akan pernah busuk……di Mata Pena ini kami jujur baru membuka mata & hati yang setengah-setengah namun kisah kita baru dimulai dan berharap tidak ada ujung akhir waktunya. sebagai PimRed 1 yang menjadi akar permasalahan kepada realitas di dunia Mata Pena, aktivitasnya terus menggali lubang demi munculnya ide-ide yang bisa dibaca & terlihat oleh Mata Pena. Peran tersebut dilakoni sebagai Dwi Septiana yang jadi orok pada 22 September 1992. Kisah gadis ini punya segudang karakteristik pemalu tetapi heroik dalam setiap langkahnya. Mempunyai gaya yang tidak membosankan dalam bergaulnya di masyarakat Mata Pena, supel & juga cerdas (cerewet dan sebagainya). Lembaran dalam jalannya diisi dengan simbol ‘Jadilah Diri Sendiri Yang Sejati’. Peran kedua dilakoni oleh Izzatul Mudawamah alias Kasiani. Entah kenapa terkesan tidak nyambung soal nama pemeran PimRed 2 ini, yang jelas mencoba berkamuflase dalam dunia Mata Pena. Dalam kesehariannya selalu diwarnai soal tawa yang cerah, berpikir ke depan dan bertanggungjawab, tidak hanya itu idenya pun dalam lakon ini diperankannya secara jenius. Kesibukan gadis kelahiran 02 Agustus 1990 di rutinitasnya selalu bertentangan dengan PimRed 2, meskipun begitu antara PimRed 1 & 2 tetap berangkulan bersama dalam tiap babak yang selalu berpeluh, namun inilah pelengkap kesan dalam dunia Mata Pena. Tidak bosan-bosannya PimRed 2 ini berikrar untuk diri sendiri ‘Menyayangi & Mencintai Aku’. Disini bukan egois, hanya saja berkesan bila hendak menyayangi & mencintai orang lain, sayangi & cintai diri sendiri dahulu. Peran berikut sebagai Editior & Seksi Wira-Wiri diambil castingnya oleh Hasnia. Gadis kecil ini bukan sembarang kecil, dia juga lincah dalam menggerakkan roda perputaran huruf, kata dan kalimat dalam dunia Mata Pena. Berdedikasi tinggi kepada sobat-sobatnya, sering membantu dalam melangkah bersama di lakon dunia Mata Pena. Rutinitas gadis kelahiran 30 November 1993 ini, dilakukannya dengan penuh perhitungan, tidak pernah bermuram durja selalu terkesan gembira. Kesan awal berkenalan di Mata Pena terlalu pendiam, namun setelah tahu peran yang dilakoninya, kini mengerti akan irama seperti apa harus berputar, seperti apa saat harus menari. Wejangan yang dipunya dalam inspirasi hidupnya adalah ‘Sahabat Merupakan Mutiara Dalam Hidup’. Sebagai Layout, Sunting sana Sunting sini dipegang oleh Juliadi. Pemuda paling ganteng di dunia Mata Pena (he...he...he...laki sendiri seh...)orangnya simple, no aneh-aneh, cool, calm, confident and 'gak banyak coment (agak misterius) tetapi langkahnya selalu pasti dalam menapaki jejak di dunia kamuflase ini dengan simbol perfectsionis (wuih.....muanteppp).
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Seiring bergulirnya massa, kami beranjak lebih tua padahal masih seumuran jagung. Kesepian dan semakin terseok oleh langkah akan jejak kemarin, menjadi penonton atas kejadian yang silih berganti dengan sangat cepat, Lalu mata kami kembali terbelak belingsatan melihat ada yang tumbuh lagi diantara ilalang gersang di tempat kami, jumlahnya tidak hanya satu, tidak hanya empat tetapi banyak. Kami terpana ketika mendengar jam dinding yang nyaring berdetak pada sesak nafas. Akan tetapi kami tidak akan pernah tidur panjang dari runtutan kejadian yang sempat menenggelamkan dalam kelompok Mayoritas yang Marginal…..cadasnya tempat lingkungan juga debu yang mengotori mata tidak membuat surut untuk kembali bergerak dalam aktivitas Mata Pena. Kini kami datang, kembali di dunia panggung Mata Pena. Sebagai orang yang dulu pernah ada, kembali tetap ada. Hasnia berperan untuk PimRed 1, kesibukannya kini berubah, bukan wira-wiri yang membuat dia sibuk dan merasa capek harus berjuang menggerakkan roda perputaran kehidupan Mata Pena namun kini punya pegang kendali penuh kepada kawan-kawannya di dunia ini. Ditemani Dahlia, sosok keibuan ini tampil dengan panggilan Ida dengan peran yang diambil sebagai PimRed 2. Gadis kelahiran Sepaku 24 Juli 1991 siap menggandeng serta berkolaborasi mewujudkan kekata, merangkainya dan memprasastikan demi jejak yang sempurna kepada penglihatan rutinitas dunia Mata Pena. Ida mempunyai segudang hobi dalam rutinitasnya, salah satu kesenangan yaitu membaca buku (padahal setiap hari yang di bawa HP wk…wk…wk….!!!). Untuk hal yang lain Ida punyai konsisten dan idealis yang tinggi dalam menuangkan segala rasa untuk tiap episode di Mata Pena. Satu hal untuk pegangan hidupnya “Jalanilah hidupmu dengan bahagia walaupun hanya masalah dan masalah, itu akan bisa diselesaikan apabila dihadapi dengan hati yang sabar, tenang dan bertawakal kepada Allah” (uh….bener-bener religius…). Peran sebagai penanggung jawab keseluruhan rerangkai kata Mata Pena ini adalah Revionita Widya Astutu eh salah…maksudnya Astuti. RevI adalah sosok pendiam diantara yang paling diam, aktivitasnya cukup rumit untuk dipahami kepada rekan-rekan, namun kehadiran baru di dunia ini membuat dia belajar bagaimana seharusnya memposisikan diri sendiri dengan kaum komunitas kekata….(uh….maksudnya apa seh….’g ngerti gue wk…wk…). Gadis Muslim kelahiran Gersik 30 Juli 1992 punya kesan “bersekolah di SMA Inne Dongwha sungguh mengasyikkan” (mmmm…..belajarnya apa bermainnya????), namun semua lakonnya betul-betul serius diterapkan dalam mengukir sesuatu ke dunia Mata Pena. Salah satu simbolisasi dalam perjalanan karirnya “makanlah untuk hidup, jangan hidup untuk makan” (masak seh…???). Ada juga kata-kata mutiara untuk disampaikan ke kalian semua : “aku dibuat dengan cinta, dilahirkan dengan cinta, dibesarkan dengan cinta dan sekarang hidup dengan cinta” (ho…ho….ho….lope pul-pul). Next si Juni, nah...kamu pasti bisa nebak lahirnya bulan Juni, betul dech...sayangnya g mau diekspose neh biodatanya maklum calon artis (wk...wk..wk...)dia neh bagian redaksi yang sunting sana and sini (pokoknya ribet dech) di bantu ma kawannya Ayu namanya, gadis ini kelahiran pulau Dewata namun gedhenya di Kalimantan Timur. Gadis tersebut juga ogah ditampilin biodatanya secara lengkap hanya foto yang bisa diekspose. Well ...yang penting semuanya menjalankan sesuai job deskriptionnya masing-masing, eh....da yang ketinggalan Tini ma Siti. Kedua gadis ini pun sama-sama susah dicari datanya, mereka berdua kebagian tugas di layout dan nyari berita2yang bikin gokil....dan beri informasi ke pembaca setia MaDing Mata Pena IDW. Nah, inilah para pengolah kata-kata di dunia Mata Pena, semoga mereka mampu bertahan dan memajukan pelitnya kata yang terbelenggu atau terpenjara di kegundahan mereka. semoga!
1 komentar:
Loh,,,, gag nyangka,,, ternyata temn" aq cakep kalo dsni,,,,, hehehe,,,, be succes preeeendz.....
Posting Komentar